BAB X. Para Bapa Gereja dan Doktor Gereja

1 “Bapa Gereja” dan “Doktor Gereja” di setiap zaman merupakan “Cahaya” Gereja. Sumber-sumber utama, terpisah dari Kitab Suci, yang melaluinya Gereja telah menerima Tradisi materialnya, terutama adalah tulisan-tulisan “Bapa Gereja.” Tradisi material berarti “Deposit Iman” yang obyektif, sebab Gereja sendiri dipimpin oleh suara Magisterium yang hidup, yaitu, oleh Suksesi Apostolik yang senantiasa hidup. Penyelenggaraan Ilahi …

Continue reading BAB X. Para Bapa Gereja dan Doktor Gereja

BAB IX. Sarana dan Cara Tradisi Diteruskan dengan Aman

1 Pengantar. Mengenal artikel-artikel pokok agama Katolik dan memberikan pertanggungjawaban yang baik akan pengetahuan itu merupakan hal yang sangat penting bagi orang Katolik. Ketika umat Katolik hidup dalam sebuah komunitas, yang terdiri dari semua syahadat dan tanpa syahadat, maka tindakan memberikan alasan bagi keyakinan dan praksis mereka merupakan hal yang bijaksana. Bukankah, barangkali, kaum Rasionalis …

Continue reading BAB IX. Sarana dan Cara Tradisi Diteruskan dengan Aman

BAB VIII. Ketidakrusakan Tradisi

1 Pengantar. Konstitusi [Gereja], yang ditetapkan Kristus sendiri, dan yang Para Rasul dirikan di setiap bagian dunia atas dasar kesetiaan terhadap perintah Sang Guru, terus ada di abad-abad pertama Gereja. Ketika Para Rasul meninggal, perintah-perintah mereka dilaksanakan oleh para penerus mereka. Di abad-abad pertama merupakan hal yang mustahil bila prinsip-prinsip dan dasar-dasar Kekristenan telah menjadi …

Continue reading BAB VIII. Ketidakrusakan Tradisi

BAB VII. Penyimpangan-Penyimpangan Protestanisme

1 Protestanisme itu tidak konsisten. Kita tidak bermaksud membahas tentang pertanyaan yang hidup dan membara, yang saat ini menganggu struktur internal banyak denominasi Protestan. Pertanyaan-pertanyaan itu sedang diperdebatkan bukan oleh Gereja-Gereja yang berbeda, melainkan oleh para anggota dari denominasi yang sama. Isu ini begitu berat sehingga ia menyebabkan perpecahan serius dalam Gereja Presbiterian, Baptis, Methodis, …

Continue reading BAB VII. Penyimpangan-Penyimpangan Protestanisme

BAB VI. Keberadaan Tradisi

1 Tidak ada alasan mengapa Wahyu, dari hakikatnya, harus selalu dibatasi pada Kitab Suci. Sabda Allah menuntut penghormatan dan penghargaan kita: ia adalah kebenaran yang tak terhingga. Allah berbicara kepada manusia “berulang kali dan dalam pelbagai cara”[1] dan Sabda-Nya itu baik, karena Ia tidak bisa menipu dan ditipu. Semua kesempurnaan dan sifat-sifat-Nya tak terhingga, yang kita pahami …

Continue reading BAB VI. Keberadaan Tradisi

BAB V. Kesaksian Abad-Abad Pertama

1 Pengantar. Prinsip-prinsip dan asas-asas Agama Kristen dari awal bukanlah sesuatu yang teoretis, tapi praktis. Mereka secara hakiki dilaksanakan setiap hari dalam penggunaan, pengamalan, dan pengakuan umat beriman perdana sebagaimana mereka selalu dilaksanakan dalam Gereja Katolik. Persisnya pelayanan yang ditetapkan Kristus dan Para Rasul – yaitu, Suksesi Apostolik – yang menjaga prinsip-prinsip dan asas-asas ini …

Continue reading BAB V. Kesaksian Abad-Abad Pertama

BAB IV. Kebutuhan Akan Suksesi Apostolik

1 Pengantar. Tanpa Suksesi Apostolik yang senantiasa hidup, yaitu tanpa Magisterium yang hidup untuk memimpin Gereja, Iman tidak bisa bersifat universal atau satu. Dalam agama Kristen, terdapat dua unsur yang tidak dapat ada tanpa membentuk sebuah otoritas yang hidup. Mereka adalah Universalitas dan Kesatuan Iman. Universalitas Iman adalah penyajian Wahyu yang sama kepada semua manusia …

Continue reading BAB IV. Kebutuhan Akan Suksesi Apostolik

BAB III. Pembentukan Tradisi Ilahi, yaitu Suksesi Apostolik: Lembaga yang Resmi dan Selalu Hidup untuk Memimpin Gereja

1 Pengantar. Otoritas dan ketaatan adalah dua ciri hakiki dari Gereja Yesus Kristus. Apabila yang satu tidak ada, maka yang lain juga tidak ada, dan akibatnya hanyalah anarki. Kita mendasarkan kesimpulan ini atas dasar kondisi-kondisi kodrat manusia dan konstitusi Gereja, sebagaimana ia muncul secara historis dalam Kitab Suci. Sekarang kita akan membahas lebih cermat tentang …

Continue reading BAB III. Pembentukan Tradisi Ilahi, yaitu Suksesi Apostolik: Lembaga yang Resmi dan Selalu Hidup untuk Memimpin Gereja

BAB II. Unsur-Unsur Pembentuk Gereja

1 Ikhtisar unsur-unsur pembentuk Gereja di sepanjang zaman. Gereja adalah komunitas adikodrati dan diperlukan, yang ditetapkan Kristus demi keselamatan umat manusia. Semua manusia wajib menjadi anggota Gereja, jika tidak, konsekuensinya adalah siksaan kekal. Keharusan dan institusi ilahi tersebut memperlihatkan fakta bahwa bukan manusia, tapi Allah sendiri memberikan Gereja-Nya sebuah organisasi hakiki dan internal – yaitu, …

Continue reading BAB II. Unsur-Unsur Pembentuk Gereja

BAB I. Gagasan Umum Tentang Tradisi

1 Tradisi berarti apapun yang diteruskan, juga termasuk cara dan sarana penerusannya, yang melaluinya obyek tersebut sampai pada kita. Sumber Wahyu yang sesuai adalah Sabda Allah, yang tertulis dan tidak tertulis. Sabda Allah yang tertulis terdapat dalam Kitab Suci; yang tidak tertulis ada dalam Tradisi. Ketika kita berbicara tentang Sabda Allah yang tidak tertulis, kita …

Continue reading BAB I. Gagasan Umum Tentang Tradisi